Senin, 25 Agustus 2014


bismillahirrahmanirrahim
-kusebutkan kata Apoteker? Seseorang yang menjual obat atau seseorang yang menggerus puyer ?
Ketahuilah sayang, bahwa keduanya adalah benar. Dua hal itu yang nantinya akan suamimu kerjakan. Lebih dari itu, menjadi seorang Apoteker berarti aku harus bersiap menyediakan obat dengan kadar yang tepat dan mampu memberikan konseling kepada pasien mengenai aturan penggunaan obat.

Sayang, ini tentu bukan soal uang. Besar di keluarga sederhana dan cita cita ku menjadi seorang tenaga kesehatan .Mungkin nantinya akan kamu dapati aku lebih banyak diluar rumah. Melakukan visit berkala pada pasien dirumah sakit guna memastikan obat yang disiapkan habis mereka makan dan memastikan efek farmakologi dari setiap obat tepat ‘sasaran’. Mungkin nantinya aku akan disibukkan dengan kegiatan mengurus apotek, Aku harus memastikan bahwa obat yang pasienku perlukan selalu tersedia sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Pun aku harus memeriksa dengan jeli mengenai obat yang keluar-masuk dari apotekku nanti.
Sayang, mungkin nantinya aku harus bekerja bersama para peneliti. Memikirkan solusi terbaik dari pembuatan suatu antibiotik. Menghabiskan waktu dengan metabolit sekunder, berusaha semampu kami menangani masalah resisten. Mungkin ketika pulang, aku akan menjadi sosok yang menyebalkan setelah lelah beraktifitas seharian.
Jika suamimu seorang Apoteker.. percayalah ini tidak akan seburuk yang kamu bayangkan. Aku tetap aku yang mencintai kamu. Aku tetap Ayah yang akan mengurus anak-anakmu. Membimbing mereka untuk mengenal lebih dekat Tuhannya.
Ketahuilah, istriku. Jika suamimu nantinya adalah aku,tidak ada keberatan sedikitpun dihati ini bila kamu tidak mengizinkanku bergabung dalam suatu penelitian atau jika kamu hanya mengizinkanku menjadi seorang Apoteker Penanggung Jawab Apotek milik kita sendiri, sehingga aku tidak perlu lama meninggalkan rumah kita nanti.
Ketahuilah, Aku akan tetap disampingmu. Menyibukkan diri membuat teh disetiap pagi. Menjadi imam yang kau makmumi dan mengucap amiin. Dan aku yakin ini akan tetap menyenangkan, mengantarkanmu sampai ke gerbang lalu menunggumu kembali pulang. Menyaksikan anak-anak kita bertumbuh besar tanpa ada sedikitpun moment yang terlewatkan.
Jika suamimu nantinya adalah aku. Semoga kamu tidak keberatan atas sikap cerewetku saat memaksa menghabiskan antibiotik ketika kamu atau anak-anak kita sakit. Jika suamimu nantinya adalah aku. Jangan bosan ketika aku mengingatkanmu untuk beristirahat agar kamu tetap sehat. Ingat obat itu rasanya tidak enak.. hehe
Jika suamimu seorang Apoteker dan benar aku adalah orangnya. pria peracik obat ini lebih membutuhkan pelukan setelah lelah beraktifitas seharian, ketimbang vitamin C yang biasa banyak orang gunakan.
#udahituajja



doa sedehana allah maha pengasih lagi maha penyayang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar