TSSL SHAMPOO
ini cuma beberapa bulan nanti keenakan kalia maba
maba hoho jadi siapa cepat :)
hari ini ane lagi
baik hati haha buat yang pengen shampoan buatan sendiri biar yahuudd yawess
biar ngga pusing tujuh keliling ente bikin laporan shampoo neh ,kan udah bikin
3 jam dalem lab karya ente sia-sia kan ngga enak yaa sepandai - pandai kalian
berkreasi aja dalam farmasi
berikut laporan
sediaan teknologi semi solid dan liquid TSSL yoo simak baiik baik jan asal kopi
nanti ane apuuss haha salam kawan... :)
eiits tapi ingat
kalian semua yang berkreasi oke
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Shampo adalah
sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud keramas rambut, sehingga setelah
itu kulit kepala dan rambut menjadi bersih, dan sedapat mungkin menjadi lembut,
mudah diatur dan berkilau. Dan merupakan produk perawatan rambut yang
digunakan untuk menghilangkan minyak, debu, serpihan kulit, dan kotoran lain
dari rambut..
Kata shampoo
berasal dari bahasa Hindi champo, bentuk imperatif darichampna,
"memijat". Di Indonesia dulu shampoo dibuat dari merang yang dibakar
menjadi abu dan dicampur dengan air.
Shampoo adalah
suatu zat yang terdiri dari surfaktan, pelembut, pembentuk busa, pengental dan
sebagainya yang berguna untuk membersihkan kotoran yang melekat pada rambut
seperti sebum, keringat, sehingga rambut akan kelihatan lebih bersih, indah dan
mudah ditata.
Shampoo banyak
jenis dan typenya, formulanya dan klasifikasi preparat seperti liquid, krim,
pasta, shampoo anti dandruff, shampoo untuk anak-anak dan sebagainya.
Sebuah formulasi
shampoo yang baik mempunyai kemampuan khusus yang dapat meminimalisasi iritasi
mata, mengontrol ketombe (dandruff) serta dapat memperbaiki struktur rambut
secara keseluruhan.
Preparat shmapo
harus meninggalkan kesan harum pada rambbut, lembut dan mudah diatur, memiliki
performance yang baik (warna dan viskositas yang baik) harga yang murah dan
terjangkau. Secara spesifik suatu shampoo harus:
1.
Mudah larut dalam air, walapun air sadah tanpa mengalami pengendapan
2.
Memiliki daya bersih yang baik tanpa terlalu banyak menghilangkan minyak
dari kulit kepala
3.
Menjadikan rambut halus, lembut serta mudah disisir
4.
Cepat bebusa dan mudah dibilas serta tidak menimbulkan iritasi jika
kontak dengan mata
5.
Memiliki pH yang baik netral maupun sedikit basa
6.
Tidak iritasi pada tangan dan kulit kepala
7.
Memiliki performa yang baik
Antidandruff
shampoo merupakan shampooyang ditujukan untuk mengontrol sel kulit mati dikulit
kepala, formulasinya hamper sama seperti shampoo lain tetapi ditambahkan bahan
aktif seperti senium sulfide, zinc pirythion, sulfur.
I.2
Tujuan Percobaan
1.
Mengetahui cara membuat sediaan shampoo yang aman dan nyaman digunakan
2.
Mengetahui metode-metode krim yang tepat
3.
Mampu mengevaluasi sediaan shampo
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1
Shampo
Rambut memang
mahkota bagi semua orang dan bisa dianggap sebagai bingkai untuk wajah anda.
Karena keindahan rambut sangat bisa menunjang kecantikan dan keseluruhan
penampilan anda.
Mencuci rambut
memang persoalan mudah tetapi mungkin anda mengalami kesulitan saat memilih
jenis shampo yang cocok untuk diri anda sendiri. Karena memang banyak sekali
produsen shampo menawarkan kepada anda..
Shampoo, bila
dicampur dengan air, dapat melarutkan minyak alami yang dikeluarkan oleh tubuh
untuk melindungi rambut. Setelah mencuci rambut dengan shampoo, biasanya
digunakan produk conditioner agar rambut mudah ditata kembali.
Shampoo untuk
bayi dibuat sedemikian rupa sehingga tidak perih di mata. Shampoo untuk
binatang juga dapat mengandung insektisida untuk membunuh kutu. Beberapa
shampoo manusia tidak dapat digunakan untuk binatang karena mengandung seng
(misalnya shampoo anti ketombe). Logam ini tidak beracun bagi manusia, namun
berbahaya bagi binatang.
Selain itu
terdapat juga shampoo dalam bentuk padat, yang lebih ringkas dan mudah dibawa
namun kurang praktis untuk rambut panjang.
Pada awalnya
shampo dibuat dari berbagai jenis bahan yang diperoleh dari sumber alam,
seperti sari biji rerak, sari daging kelapa, sari abu merang ( sekam padi ).
Shampo yang menggunakan bahan alam sudah banyak ditinggalkan, dan diganti
dengan shampo yang dibuat dari detergen.
Agar shampo
berfungsi sebagaimana disebutkan diatas, shampo harus memiliki sifat sebagai berikut
:
1.
Shampo harus dapat membentuk busa yang berlebih, yang terbentuk dengan
cepat, lembut dan mudah dihilangkan dengan membilas dengan air.
2.
Shampo harus mempunyai sifat detergensi yang baik tetapi tidak
berlebihan, karena jika tidak kulit kepala menjadi kering.
3.
Shampo harus dapat menghilangkan segala kotoran pada rambut, tetapi dapat
mengganti lemak natural yang ikut tercuci dengan zat lipid yang ada didalam
komposisi shampo. Kotoran rambut yang dimaksud tentunya sangat kompleks
yaitu : sekret dari kulit, sel kulit yang rusak, kotoran yang disebabkan oleh
lingkungan dan sisa sediaan kosmetik.
4.
Tidak mengiritasi kulit kepala dan juga mata.
5.
Shampo harus tetap stabil. Shampo yang dibuat transparan tidak
boleh menjadi keruh dalam penyimpanan. Viskosita dan pHnya juga harus
tetap konstan, shampo harus tidak terpengaruh oleh wadahnya ataupun jasadrenik
dan dapat mempertahankan bau parfum yang ditambahkan kedalamnya.
Detergen
yang digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan shampo memiliki sifat
fisikokimia tersendiri yang umumnya tidak sepenuhnya searah dengan ciri sifat
yang dikehendaki untuk shampo. Umumnya, detergen dapat melarutkan lemak
dan daya pembersihnya kuat, sehingga jika digunakan untuk keramas rambut, lemak
rambut dapat hilang, rambut menjadi kering, kusam dan mudah menjadi kusut,
menyebabkan sukar diatur.
Sifat detergen
yang terutama dikehendaki untuk shampo adalah kemampuan membangkitkan busa.
Jenis detergen yang paling lazim diedarkan tergolong alkil sulfat,
terutama laurilsulfat, juga alkohol monohidrat dengan rantai C10 – 18.
Sifat detergen ini tergantung pada panjang rantai alkohol lemak yang
digunakan. Homolog rendah seperti C12 ( lauril ) dan C14 ( miristil )
memiliki sifat yang lebih baik dibandingkan dengan homolog yang lebih tinggi
seperti C16 ( palmitil ) dan C18 ( stearil ) dalam hal memberikan busa dan
basah dengan sifat pembersih yang baik, meskipun suhu rendah. Detergen
alkilsulfat yang dibuat dari alkohol lemak, kelarutannya menurun dengan
meningkatnya homolog rantai karbonnya, sehingga shampo yang dibuat dari
detergen alkilsulfat dengan atom C16-18 tidak dapat disimpan pada suhu rendah.
Kelarutan detergen alkilsulfat dalam air berkurang, sehingga tidak begitu
berbusa, lagipula detergen ini dipengaruhi oleh efek air sadah.
Detergen
alkilsulfat dengan alkohol lemak dengan rantai karbon kurang dari 10 seperti C8
( kaprilil ) dan C10 ( kapril ) lebih condong menunjukkan sifat iritasi.
Detergen
alkilsulfat dengan rantai karbon 12 – 14 adalah noniritan, memberikan cukup
busa pada suhu kamar, dan tidak mudah rusak dalam penyimpanan.
Trietanolamina (
TEA ) laurilsulfat dianggap paling luas dapat diterima untuk digunakan dalam
pembuatan shampo, disamping itu dalam penyimpanan tetap stabil. Amonium
alkilsulfat, meskipun memiliki keaktifan pembersih yang sedang, tetapi jarang
digunakan untuk pembuatan shampo, karena suhu padatnya tinggi. Biasanya
senyawa ini digunakan sebagai campuran detergen seperti nampak pada amonium
monoetanolamina atau amonium trietanolamina alkilsulfat. Shampo dengan
formulasi tersebut memiliki pembersih dan pembusa yang baik, rambut yang
dikeramas dengan shampo ini masih mudah diatur.
Di samping itu
detergen yang digunakan untuk pembuatan shampo, harus memiliki sifat berikut :
1.
Harus bebas reaksi iritasi dan toksik, terutama pada kulit dan mata atau
mukosa tertentu.
2.
Tidak boleh memberikan bau tidak enak, atau bau yang tidak mungkin
ditutupi dengan baik.
3.
Warnanya tidak boleh menyolok.
Zat tambahan
shampo
Untuk memperbaiki
sifat detergen yang menunjukkan pengaruh jelek terhadap rambut, perlu
ditambahkan zat tambahan shampo dalam formulasi shampo.
1.
Alkolobromida asam lemak
Digunakan untuk
meningkatkan stabilitas busa dan memperbaiki viskosita. Zat ini merupakan
hasil kondensasi asam lemak dengan monoetanolamina ( MEA ), dietanolamina ( DEA
), atau isopropanolamina yang sesuai.
2.
Lemak bulu domba, lanolin atau salah satu derivatnya, kolesterol,
oleilalkohol, dan asetogliserida
Digunakan untuk
maksud memperbaiki efek condisioner detergen dasar shampo yang digunakan,
sehingga rambut yang dikeramasshampokan akan mudah diatur dan memberikan
penampilan rambut yang serasi.
3.
Asam amino
Terutama asam
amino essensial, digunakan sebagai zat tambahan shampo dengan harapan, setelah
rambut dikeramas-shampokan, zat ini akan tetap tertinggal pada kulit kepala dan
rambut, dan berfungsi sebagai pelembab, karena asam amino memiliki sifat
higroskopik yang akan memperbaiki kelembaban rambut.
4.
Zat tambahan shampo lain
Terdiri dari
berbagai jenis zat, umunya diharapkan untuk menimbulkan efek terhadap pembentukan
dan stabilisasi busa ; meliputi zat golongan glikol, provinilpirolidon,
karboksimetilselulosa, dan silikon cair, terutama yang kadarnya lebih kurang 4%.
Jenis-jenis shampo
1.
Shampo bubuk
Sebagai dasar
shampo digunakan sabun bubuk, sedangkan zat pengencer biasanya digunakan
natrium karbonat, natrium bikarbonat, natrium seskuikarbonat, dinatrium fosfat,
atau boraks.
2.
Shampo emulsi
Shampo ini mudah
dituang, karena konsistensinya tidak begitu kental. Tergantung dari jenis zat
tambahan yang digunakan, shampo ini diedarkan dengan berbagai nama seperti
shampo lanolin, shampo telur, shampo protein, shampo brendi, shampo lemon,
shampo susu atau bahkan shampo strawberry.
3.
Shampo krim atau pasta
Sebagai bahan
dasar digunakan natrium alkilsulfat dari jenis alkohol rantai sedang yang dapat
memberikan konsistensi kuat. Untuk membuat shampo pasta dapat digunakan
malam seperti setilalkohol sebagai pengental. Dan sebagai pemantap busa
dapat digunakan dietanolamida minyak kelapa atau isopropanolamida laurat.
4.
Shampo larutan
Merupakan larutan
jernih. Faktor yang harus diperhatikan dalam formulasi shampo ini
meliputi viskosita, warna keharuman, pembentukan dan stabilitas busa, dan
pemgawetan.
Zat pengawet yang
lazim digunakan meliputi 0,2 % larutan formaldehid 40 %, garam fenilraksa;
kedua zat ini sangat racun, sehingga perlu memperhatikan batas kadar yang
ditetapkan pemerintah. Parfum yang digunakan berkisar antara 0,3 – 1,0 %,
tetapi umumnya berkadar 0,5 %.
II.2
Zat Tambahan
1.
Sodium lauryl sulfate
Sinonim
: Natrii lauryl sulphatev
Rumus molekul : C12 H25 NaO 4v
Berat molekul : 288.38v
Pemerian :
serbuk putih, atau cream sampai Kristal kuningv
Fungsi
: surfaktan anionic,
emulsifying agent (0.5-2,5%), detergen pada
shampoo (≈10%)v
pH
: 7.0-9,5v
kelarutan :
sangat larut dalam air, praktis tidak larut dalam eter dan kloroforomv
OTT
: garam alkaloid, dan mengendap dengan garam potassium.v
2.
Oleic acid
Sinonim
: asam oleatv
Rumus molekul
: C18 H¬34O2v
Berat molekul : 282,47v
Fungsi
: emulsifying agentv
Kelarutan :
sangat larut dalam benzene, klorofvorom, ethanol 95%, eter, heksan,praktis tidak larut dalam air
OTT
: aluminium, kalsium, logam berat, larutan iodine,, asam
perklorat, dan zat pengoksidasiv
3.
Triethanolamin
Sinonim
: TEAv
Rumus molekul : C6H15NO¬3v
Berat molekul : 149,19v
Fungsi
: emulsifying agentv
pH
: 10,5v
Kelarutan :
tidak larut dalam aceton, etanol, methanol, dan air, benzene 1 in 24, larut
dalam kloroform.v
OTT
: asam mineral, asam lemak, copper, tionyl kloridav
4.
Methyl paraben
Sinonim
: nipaginv
Rumus molekul : C8H8O3v
Berat molekul : 153,13v
Fungsi
: antimikroba( topical 0,02-0,3%)v
Pemerian :
serbuk berwarna putih, tidak berwarna, serbuk Kristalv
Kelarutan :
sangat larut dalam aseton,etanol 1 in 2, etanol 95% 1 in 3, eter 1 in 10 air 1
in 400v
OTT
: surfaktan nonionicv
5.
Sulfur
Sinonim
: belerangv
Pemerian :
tidak berbau,, tidak berasa, serbul lembek, bebs butiran, kuning keabuan pucat
atau kuning kehijeuan pucat.v
Kelarutan ;
praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam karbondisulfida P,
sukar larut dalam minyak zaitun,sangat sukar larut dalam etanol 955v
Khasiat
: antiskabiesv
6.
Acidium salicycum
Sinonim
: asam salisilatv
Pemerian :
hablur ringan tidak berwarna atau serbuk putih, hampir tidak berbau, rasa agak
manis dan tajamv
Kelarutan :
larut dalam 550 bagian air, dan dalam 4 bagian etanol 955, mudah larut dalam
kloroform, dan dalam eter, larut dalam larutan ammonium asetat,v
Fungsi
: keratolitikumv
7.
Steararic acid
Sinonim
: asam stearatv
Rumus molekul : C 15H36O2v
Berat molekul
: 284,47v
Fungsi
: emulsifying agent
91-20%)v
Pemerian :
keras, putih,, Kristal putih, atau putih kekuningan, serbuk.v
Kelarutan :
sangat larut dalam benzene, karbon tetraklorida, kloroform, dan eter, larut
dalam etanol, heksan dan propilenglikol, praktis tidak larut dalam airv
OTT
: logam hidroksida dan zat pengoksidasiv
8.
White wax
Sinonim
: lilin putihv
Fungsi
: emulsifying agentv
Kelarutan :
larut dalam kloroform, eter,fixed oil, minyak yang mudah menguap, dan karbon
disulfide, praktis tidak larut dalam airv
OTT
: zat pengoksidasiv
9.
Cetyl alcohol
Sinonim : cetil alcoholv
Rumus molekul : C 16H34Ov
Berat molekul : 242,44v
Fungsi : coating agent, emulsifying
agentv
OTT : zat pengoksidasi kuatv
BAB III
MATERI DAN METODE
III.1
Alat
1.
Erlenmeyer
2.
Cawan porselen
3.
Beker glass
4.
Mortir
5.
Lumpang
6.
Penangas
7.
Spatula
III.2
Bahan
1.
Asam salisilat 3%
2.
Natrium lauryl sulfat 30%
3.
Asam oleat
20%
4.
Trietanolamin 10%
5.
Nipagin
0,2%
6.
Parfum
qs
7.
Aquadest
ad 50 gram
III.3
Prosedur Kerja
1.
Asam oleat, Na lauryl sulfat dan aquadest dipanaskan diatas waterbath
hingga 60ยบ C
2.
Ditambahkan TEA perlahan – lahan sambil diaduk.
3.
Dimasukkan kedalam botol dan dibiarkan dingin.
4.
Ditambahkan parfum pada suhu 350C
BAB IV
DATA DAN HASIL
PENGAMATAN
I.1
Formula
Kelompok 1
Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6
Na Lauryl sulfat
40% Asam salisilat 3% Sulfur 2% Sulfur 2% Lilin putih 15% Lilin putih 10%
Asam oleat 20% Na
lauryl sulfat 30% Na lauryl sulfat 25% Na lauryl sulfat 30% Adeps lanae 5%
Adeps lanae 10%
TEA 10% asam
oleat 20% Asam stearat 7% Asam stearat 7% Cetil alcohol 5% Cetil alcohol 8%
Nipagin 0,2% TEA
10% NaOH 1% NaOH 1% Na lauryl sulfat 10% Na lauryl sulfat 10%
Parfum Nipagin
0,2% Nipagin 0,3% Nipagin 0,3% Parfum Parfum
Aquadest ad 50 gr
Parfum Parfum Parfum Nipagin 0,2% Nipagin 0,2%
Aquadest ad 50 gr
Aquadest ad 50gr Aquadest ad 50gr Aquadest ad 50gr Aquadest ad 50gr
IV.2
Hasil Pengamatan
Formula/evaluasi
1 2 3 4 5 6
viskositas kental
Kental Kental kental encer encer
pH 9 8 9 10 6,5 7
homogenitas
homogen Homogen homogen homogen homogen homogen
Karakteristik
produk Wangi, putih Wangi, putih Wangi, putih Wangi, putih Wangi, putih Wangi,
putih
Pembentukan busa
Terbentuk banyak busa Terbentuk banyak busa Terbentuk banyak busa Terbentuk
banyak busa Terbentuk banyak busa Terbentuk banyak busa
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum
kali ini kami mebuat sediaan sampo, sampo merupakan salah satu hair care, yang
banyak digunakan oleh masyarakat luas. Sampo adalah suatu sediaan yag terdiri
dari surfactan, pelembut, pembentuk busa, pengental dan bahan tambahan lainnya.
Sampo mempunyai fungsi untuk membersihkan kotora yang ada di kulit kepala.
Praktikum kali
ini dicobakan 3 formula sampo dalam bentuk sediaan yang berbeda yaitu cream
sampo, liquid sampo dan conditioner. Formula yang pertama terdiri dari asam
salisilat sebagai zat aktif yang mempunyai khasiat sebagai keratolitik dan
biasa digunakan dalam sampo anti ketombe. Dalam formulasi ini digunakan asam
salisilat sebesar 3%, asam salisilat. Formula yang dikerjakan oleh kelompok 1
dan 2 dibedakan dalam hal konsentrasi natrium lauril sulfat yang digunakan,
untuk kelompok 1 konsentrasi natrium lauril sulfat sebesar 20%, sedangkan
kelompok 2 sebesar 30%. Natrium lauril sulfat merupakan surfactan anionic yang
biasa digunakan dalam body care maupun hair care, selain sebagai surfactan Na
lauril sulfat pun dapat digunakan sebagai pembentuk busa. Surfactan ini
berfungsi untuk mengangkat kotoran yang ada di kulit. Di beberapa negara eropa,
Na lauril sulfat ini sudah dimodifikasi menjadi bentuk Na laureth ester sulfat
yang tingkat iritasi kulitnya lebih rendah. Asam oleat yang digunakan dalam
formulasi merupakan fase minyak yang berfungsi sebagai zat pengemulsi, begitu
pula dengan TEA (trietanolamin) yang merupakan zat pengemulsi yang larut air
(fase air), kedua sediaan ini yang berperan dalam pembentukan cream sampo ini.
Pengawet yang digunakan dalam sediaan ini adalah nipagin atau metil paraben,
yang merupakan pengawet larut air. Pengawet ini biasa digunakan dalam sediaan
farmasi oral maupun topikal, namun untuk sediaan sampo yang menggunakan
surfactan base seperti pada sediaan ini nipagin kurang efectiv digunakan karena
dalam periode beberapa bulan saja sediaan akan berjamur. Sediaan ini pun
merupakan cream W/O, sehingga nipagin ini kurang efectiv.